Teoriilmukimia - Hujan adalah peristiwa turunnya air dari langit ke
bumi. Pada awalnya air hujan ini dapat berasal dari air laut, air sungai, air
danau ataupun air waduk yang kemudian mengalami penguapan karena terik matahari
dan kemudian menjadi awan. Awan-awan tersebut lama kelamaan menjadi jenuh dan
akan mengembalikan air tersebut ke bumi (turun hujan).
Namun peristiwa tersebut tidak selalu ternjadi sepanjang tahun. Pada musim kemarau banyak danau, sungai maupun waduk yang kering sehingga proses tersebut tidak dapat terjadi. Musim kemarau berkepanjangan sangat mengganggu aktifitas manusia. Oleh karena itu banyak ilmuwan yang mencoba berbagai cara untuk membuat hujan walaupun pada musin kemarau dan hal ini dikena sebagai hujan buatan.
Namun peristiwa tersebut tidak selalu ternjadi sepanjang tahun. Pada musim kemarau banyak danau, sungai maupun waduk yang kering sehingga proses tersebut tidak dapat terjadi. Musim kemarau berkepanjangan sangat mengganggu aktifitas manusia. Oleh karena itu banyak ilmuwan yang mencoba berbagai cara untuk membuat hujan walaupun pada musin kemarau dan hal ini dikena sebagai hujan buatan.
![]() |
Gambar 1. Proses Terbentuknya Hujan |
Proses Pembuatan Hujan Buatan
Teknologi untuk membuat hujan buatan dikenal sebagai Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Teknologi TMC adalah suatu teknologi masuknya partikel Higroskopik berukuran UGN ke dalam awan yang membuat proses hujan (tumbukan dan penggabungan) dapat dimulai lebih awal, durasi hujan lebih lama, daerah hujan pada awan semakin luas, serta frekuensi hujan di tanah semakin tinggi.
Dari sinilah didapatkan tambahan curah hujan. Injeksi partikel berukuran UGN ke dalam awan memberikan dua manfaat sekaligus, yang pertama adalah mengefektifkan proses tumbukan dan penggabungan sehinga menginisiasi (mempercepat) terjadinya proses hujan, dan yang kedua adalah mengembangkan proses hujan ke seluruh daerah di dalam awan. Partikel yang digunakan pada proses tersebut adalah partikel yang bersifat glasiogenik seperti Perak Iodida.
Perak Iodida tersebut kemudian dicampur dengan garam dapur atau Natrium Chlorida dan urea. Untuk dapat membentuk hujan yang lebat, biasanya dibutuhkan sebanyak 3 ton yang disemai menggunakan pesawat terbang ke awan Cumulus selama 30 hari. Proses pembuatan hujan buatan ini juga belum mesti berhasil. Pada proses ini yang sangat penting diperhatikan adalah penyebaran bibit hujan harus memperhatikan arah angin, kelembaban dan tekanan udara.
![]() |
Gambar 2. Proses Penaburan Bubuk Pembuat Hujan dengan pesawat dalam Awan |
![]() |
Gambar 3. Cara Pembuatan Hujan Buatan |
Fungsi Hujan buatan :
- Ketersediaan Air (pengisian waduk, irigasi lahan pertanian dan pengisian danau) ataupun untuk pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
- Membuat lingkungan lebih lembab sehingga dapat mengantisipasi kebakaran hutan/lahan ataupun kabut asap seperti yang saat ini sedang terjadi didaerah jambi dan kalimantan.
makasih sudah berbagi infonya yah
BalasHapusberita bola terkini